Selasa, 26 November 2024

Dewan Sesalkan Dugaan Kekerasan Anak di Tengah Upaya Deklarasi KLA Dunia oleh Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menyesalkan kejadian dugaan kekerasan anak di shelter atau rumah aman yang dinaungi Pemerintah Kota Surabaya.

Tak hanya menyayangkan dugaan kekerasan terhadap anak yang dilakukan oknum anggota Linmas, Khusnul Khotimah Ketua Komisi D DPRD Surabaya juga menyayangkan tindakan itu di tengah deklarasi Kota Layak Anak (KLA) Dunia oleh Surabaya.

“Saya sangat menyayangkan ya, apalagi Kota Surabaya telah mendeklarasikan sebagai kota Layak Anak Dunia,” kata Khusnul pada suarasurabaya.net, Kamis (2/3/2023) malam.

Khusnul meminta Pemkot Surabaya segera melakukan investigasi demi mengetahui latar belakang dugaan kekerasan di shelter anak yang berada di Kecamatan Gayungan tersebut.

“Yang jelas kami prihatin terjadi di shelter kita. Saya mendorong pemkot untuk segera melakukan investigasi apa yang melatarbelakangi kekerasan tersebut,” tambah politisi PDIP ini.

Khusnul juga mengaku belum mengetahui pasti kebenaran informasi itu.

“Saya sangat menyayangkan jika itu benar. Tapi saya belum dapat konfirmasinya,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Surabaya Children Crisis Center (SCCC) melaporkan kasus dugaan kekerasan yang dilakukan B (35) oknum anggota Linmas terhadap remaja laki-laki inisial RPR (17) ke Polrestabes Surabaya pada Rabu (1/3/2023). Kasus itu juga sudah dilaporkan ke Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur hari ini, Kamis (2/3/2023).

Dalam keterangan resmi SCCC, RPR mengaku disuruh B merayap diatas paving hingga tangannya luka. Jika tidak menuruti perintah oknum linmas itu, korban diancam dipukuli atau disetrum. Ia juga dipukul hingga wajahnya terluka. B juga mengoleskan balsem ke mata RPR dengan dalih melakukan rukiah sampai mata korban bengkak dan merah.

Alif Fauzi Ketua SCCC menyebut korban divisum hari ini. SCCC juga sedang berupaya melakukan pemindahan korban dari shelter ke tempat penitipan aman lain.

Sementara Nanik Sukristina Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APP-KB) Surabaya mengaku tidak tahu adanya dugaan kekerasan karena belum mendapat laporan.

Sekedar informasi, Kota Surabaya sedang berupaya merebut predikat Kota Layak Anak Dunia dengan berbagai upaya. Salah satunya mengebut revisi Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak. Bahkan rencana itu sudah mendapat dukungan dari UNICEF.(lta/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
33o
Kurs